Jumat, 04 November 2011

penelitian bahasa arab

Implikasi Mata Kuliah Bahasa Arab
Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Literatur berbahasa Arab bagi Mahasiswa STAIN Pekalongan
Abstrak
Kemampuan membaca sebagai salah satu bentuk ketrampilan berbahasa merupakan urat nadinya pendidikan, tidak ada kegiatan pendidikan tanpa kegiatan membaca. Mempelajari sesuatu ilmu apalagi ilmu-ilmu keislaman seperti hadits, tafsir, ulumul qur’an, fiqih dan lain sebagainya harus disertai kemampuan membaca literatur berbahasa Arab yang merupakan manba’ul asasi/sumber dasar ilmu-ilmu keislaman tersebut. Penelitian ini berupaya meneliti sejauhmana implikasi pengajaran bahasa Arab yang mencakup strategi, media, dosen, materi dan fasilitas pengajaran bahasa Arab dapat mempengaruhi mahasiswa STAIN Pekalongan khususnya semester VII dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam membaca literatur berbahasa Arab?. Mengapa demikian?. Karena kemampuan mahasiswa dalam membaca literatur berbahasa Arab dapat dijadikan indikator penting yang turut menentukan kualitas lembaga pendidikan STAIN Pekalongan.
Masalah utama yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana orientasi dan kompetensi pembelajaran bahasa Arab di STAIN Pekalongan?; (2) Faktor-faktor apa yang menghambat mahasiswa STAIN Pekalongan dalam membaca literatur berbahasa Arab?; dan (3) Bagaimana pengaruh pembelajaran bahasa Arab terhadap peningkatan kemampuan mahasiswa STAIN Pekalongan dalam membaca literatur berbahasa Arab?
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif-kuantitatif dengan metode random sampling, dimana data akan sepenuhnya didapatkan dari data di lapangan (field research). Subyek penelitian yang akan diteliti adalah mahasiswa semester VII (atau angkatan 2006/2007) STAIN Pekalongan jurusan Syari’ah dan Tarbiyah jenjang strata 1 (S1) sebanyak 130 mahasiswa/i sebagai sampel. Untuk memperoleh data primer maka tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah questioner yang berbentuk angket. Angket yang dibagikan kepada subyek penelitian hanya dalam satu bentuk saja, yaitu angket tertutup. Adapun untuk memperoleh data sukunder, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Setelah data sudah terkumpul maka data dianalisis dalam dua bentuk yaitu klasifikasi data dan analisis regresi linear sederhana.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier menggunakan software Eviews 4.0 dan Ordinary Least Square (OLS) terhadap angket yang disebarkan kepada mahasiswa angkatan 2006/2007 semester VII jurusan Syari’ah dan Tarbiyah STAIN Pekalongan, penelitian ini menyimpulkan bahwa dilihat dari nilai probabilitasnya, maka terdapat dua variabel yang pengaruhnya sangat tinggi terhadap kemampuan mahasiswa STAIN Pekalongan dalam memahami literatur berbahasa Arab, yaitu strategi pengajaran dan fasilitas pembelajaran bahasa Arab. Sedangkan tiga variabel lainnya yaitu Dosen, Media Pengajaran dan Materi Pengajaran bahasa Arab pengaruhnya tidak maksimal terhadap peningkatan kemampuan membaca literatur berbahasa Arab bagi mahasiswa STAIN Pekalongan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi pengambil kebijakan pembelajaran bahasa Arab STAIN Pekalongan dalam hal ini UPB agar dapat melakukan peninjauan ulang kebijakan terhadap seluruh komponen yang terkait dalam pembelajaran bahasa Arab yang mencakup Sumber Daya Manusia (SDM) atau Dosen, Materi, Media, Strategi dan fasilitas yang ada dengan menyusun kurikulum atau silabus disertai buku daras yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa berdasarkan jurusan atau program studi masing-masing.

Kata Kunci : Bahasa Arab, Membaca, Deskriptif-Kuantitatif, Random Sampling, Regresi Linier

Latar Belakang
UIN/IAIN/STAIN serta kampus-kampus di bawah institusi Departemen Agama memandang bahwa kemampuan berbahasa Arab merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yang akan melakukan kajian Islam seperti tafsir, hadis, fiqih, akidah, tasawuf, dan kalam maupun disiplin ilmu-ilmu keislaman lainnya. Hal ini didasari kenyataan empirik bahwa ilmu-ilmu tersebut ditulis sekaligus dijelaskan dalam bahasa Arab.
Secara rasional, sangat tidak mungkin seseorang dapat menguasai disiplin ilmu-ilmu keislaman seperti di atas tanpa memiliki kemampuan yang utuh dalam bahasa Arab. Karena itu, bagi lembaga pengkajian Islam seperti UIN, IAIN atau STAIN menguasai bahasa Arab adalah suatu keharusan agar para mahasiswanya mampu mendalami secara kritis ilmu-ilmu keislaman yang dikembangkan secara kritis.
Tetapi realitas yang terjadi, upaya untuk menjadikan bahasa Arab memasyarakat melalui pengajarannya sering kali berbenturan dengan prosesnya, karena proses pengajaran atau belajar mengajar bahasa Arab terkesan menakutkan, monoton dan tidak mengacu pada salah satu bentuk kemahiran berbahasa yaitu kemahiran membaca (maharah al-qiraah), kemahiran mendengar (maharah al-istima’), kemahiran berbicara (maharah al-kalam), dan kemahiran menulis (maharah al-kitabah).
Kendala yang terjadi bagi pembelajar bahasa Arab yang memfokuskan pada aspek kemahiran qira’ah (membaca) adalah pembaca bahasa Arab harus paham dulu teks yang akan dibaca supaya betul bacaannya bila dibandingkan dengan para pembaca bahasa Asing selain bahasa Arab, seperti Inggris, Perancis dan lain sebagainya membaca bahasa asing tersebut begitu mudah tanpa ada ilmu sendiri agar dapat memahami apa yang dibaca. Adapun orang-orang Eropa pada umumnya dapat membaca dengan benar tulisan bahasa mereka dan kemampuan membaca yang mereka miliki menjadi sarana untuk memahami maksud yang dikandung dalam bacaan; sedangkan para pembaca bahasa Arab tidak bisa membaca dengan benar kecuali jika sudah paham lebih dulu apa yang hendak dibaca. Pernyataan-pernyataan tersebut dapat direduksi bahwa teks Arab itu harus dipahami dulu agar dapat dibaca dengan betul, paham untuk membaca bukan membaca untuk paham.
Para pembaca literatur berbahasa Arab banyak mengalami kesulitan untuk membacanya dengan benar, karena mereka harus memikirkan teks sebelum membacanya, bahkan sering kali harus memahami lebih dulu maksud teks agar benar bacaannya. Pernyataan ini muncul sebagai gambaran aktivitas ketika membaca literatur berbahasa Arab yang tidak bersyakal. Karena untuk para pemula sekalipun, tidak pernah mengalami kesulitan yang berarti ketika membaca Quran bersyakal.
Membaca literatur berbahasa Arab sangatlah berbeda dibandingkan dengan membaca literatur bahasa asing lainnya, karena dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah i’rab yaitu setiap kata berubah akhirnya dalam rentetan kalimat sesuai dengan kedudukannya dari rafa ke nashab dan jarr atau dari rafa ke nashab dan jazm yang ditandai dengan harakat atau huruf yang tampak atau yang tidak tampak (muqaddar). Salah harakat saja dalam pembacaan literatur berbahasa Arab akan berubah maknanya walaupun masih dalam kata dan kalimat yang sama. Agar mahasiswa dapat menguasai kemampuan membaca literatur berbahasa Arab, maka mereka harus dibekali dengan ilmu nahwu (sintaksis) dan ilmu sharaf (morfologis).
Realitas yang terjadi di STAIN Pekalongan bahwa ilmu nahwu dan ilmu sharaf tidak diajarkan sebagai mata kuliah mandiri tetapi termasuk dalam lingkup mata kuliah bahasa Arab yang begitu banyak variannya, ilmu nahwu dan ilmu sharaf tidak diberikan secara maksimal karena mata kuliah bahasa Arab yang diajarkan tidak terfokus pada pada kedua ilmu tersebut walaupun secara substansi materi bahasa Arab dari Remediasi sampai bahasa Arab I – III yang ada sekarang ini banyak membahas tentang ilmu nahwu sharaf tetapi sifat pengajarannya masih parsial artinya tidak fokus pada orientasi dan kompetensi pembelajaran bahasa Arab yang diharapkan yaitu mahasiswa mampu membaca, memahami, mengerti, dan menelaah literatur klasik maupun kontemporer kitab-kitab berbahasa Arab.
Sebenarnya pembelajaran bahasa Arab yang dilakukan oleh dosen-dosen bahasa Arab di STAIN Pekalongan selama ini mayoritas menerapkan pendekatan all in one system (nazhariyah al-wihdah), yaitu suatu pendekatan yang melihat bahasa sebagai satu kesatuan yang utuh dan saling melengkapi dengan memberikan perhatian terhadap keempat kemahiran bahasa, yaitu kemahiran mendengar (maharah al-istima’), kemahiran berbicara (maharah al-kalam), kemahiran membaca (maharah al-qiraah), dan kemahiran menulis (maharah al-kitabah) secara seimbang, tetapi faktanya justru bentuk pengajaran seperti ini tidak terarah dengan jelas, mengambang dan tidak fokus. Maka perlu ada bentuk pengajaran yang terfokus pada salah satu kemahiran tertentu, diantaranya kemahiran membaca (maharah al-qiraah). Dengan kemahiran membaca tersebut diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam membaca literatur keislaman yang berbahasa Arab sebagai sumber pokok ajaran Islam.
Apalagi image yang berkembang di masyarakat bahwa output STAIN/UIN/IAIN paling tidak minimal mereka harus menunjukkan kemampuannya membaca literatur berbahasa Arab, fasih melafalkan basmalah atau salam. Manakala tidak fasih maka kehebatannya menguap walaupun uraian tentang keilmuan dan keislamannya begitu hebat. Kefasihan lafalnya dalam bahasa Arab serta kemampuannya membaca literatur berbahasa Arab dianggap alat untuk eksistensi diri ketika kembali ke masyarakat. Alumnus seperti ini tidak dituntut untuk memiliki kreativitas bidang tehnologi. Mereka dimaklumi. Tetapi ketidakmampuannya membaca literatur berbahasa Arab menimbulkan kekecewaan masyarakat sehingga timbul gugatan terhadap sistem pendidikan Islam, khususnya pada pengajaran bahasa Arab yang terkait pada aspek kemahiran qira’ah atau membaca di STAIN/IAIN/UIN dan PTAIS lainnya.
Rumusan Masalah
Penelitian ini akan meneliti 3 hal pokok permasahan sebagai berikut:
1. Bagaimana orientasi dan kompetensi pembelajaran bahasa Arab di STAIN Pekalongan?
2. Faktor-faktor apa yang menghambat mahasiswa STAIN Pekalongan dalam membaca literatur berbahasa Arab?
3. Bagaimana pengaruh pembelajaran bahasa Arab terhadap peningkatan kemampuan mahasiswa STAIN Pekalongan dalam membaca literatur berbahasa Arab?


Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui orientasi dan kompetensi pembelajaran bahasa Arab di STAIN Pekalongan.
2. Mengetahui faktor-faktor penghambat mahasiswa STAIN Pekalongan dalam membaca literatur berbahasa Arab.
3. Mengetahui pengaruh pembelajaran bahasa Arab terhadap peningkatan kemampuan mahasiswa STAIN Pekalongan dalam membaca literatur berbahasa Arab?
Sedangkan manfaat penelitian ini dapat dikategorikan menjadi dua hal, yaitu manfaat secara teoretis dan manfaat secara praktis. Manfaat praktis dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi dosen atau tenaga pengajar bahasa Arab, penelitian ini dapat digunakan untuk melakukan revisi terhadap materi ajar bahasa Arab yang selama ini mereka ajarkan agar sesuai dengan kompetensi yang diharapkan yaitu mahasiswa mampu menguasai materi bahasa Arab sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca literatur berbahasa Arab.
2. Hasil riset ini juga dapat dimanfaatkan oleh pengambil kebijakan STAIN Pekalongan, dalam hal ini UPB sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan mata kuliah bahasa Arab, untuk merumuskan kembali atau memperbaiki kebijakan yang terkait dengan pembelajaran Bahasa Arab sehingga dapat meraih target sebagai media untuk meningkatkan kemampuan membaca literatur berbahasa Arab.
3. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan tolok ukur apakah proses pembelajaran Bahasa Arab sudah memenuhi standar kompetensi pembelajaran yang ada.
4. Bagi peneliti dan pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dalam memberikan sumbangan akademik yang teruji dalam membentuk kemampuan membaca literatur berbahasa Arab
Adapun manfaat secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan kemampuan membaca literatur berbahasa Arab.
Kajian Pustaka
Penelitian yang terkaitan dengan implikasi mata kuliah bahasa Arab terhadap peningkatan kemampuan membaca literatur berbahasa Arab sebenarnya masih sangat jarang yang mengkajinya dan sedikit tulisan dalam bentuk buku, tesis, beberapa diantaranya adalah :
Buku berjudul “Mahārah al-qirāah as-sarī’ah” karya Gomes Cherli (2007), buku ini difokuskan pada beberapa metode belajar kemampuan membaca buku-buku ilmiah dengan cepat, diantaranya dengan metode survey, pertanyaan, menghafal, menulis dan me-review.
Buku yang ditulis Benyamin S. Bloom (1956) berjudul "Taksonomi Bloom dan Ketrampilan Membaca". Dalam buku tersebut dinyatakan adanya keterkaitan antara pengajaran membaca, ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Taksonomi Bloom tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Ranah kognitif dalam membaca dapat diartikan sebagai aktivitas kognitif dalam memahami bacaan secara tepat dan kritis. Aktivitas seperti ini sering disebut sebagai kemampuan membaca, atau lebih khusus disebut sebagai kemampuan kognisi.
b. Ranah afektif berhubungan dengan sikap dan minat atau motivasi siswa untuk membaca; misalnya sikap positif terhadap kegiatan membaca atau sebaliknya, gemar membaca, malas membaca dan lain-lain.
c. Ranah psikomotor berkaitan dengan aktivitas fisik siswa pada saat melakukan kegiatan baca. Aktivitas fisik pada saat membaca teknis atau membaca nyaring, tentu berbeda dengan saat melakukan kegiatan membaca pemahaman.
Pelaksanaan penilaian kemampuan membaca yang berkaitan dengan ranah kognitif bisa dilakukan melalui tes. Adapun dalam ranah afektif dan psikomotorik penilaiannya tidak menggunakan teknis tes, melainkan teknis non-tes. Teknis non-tes tersebut dapat berupa wawancara, angket, observasi, pertanyaan dan pernyataan dengan skala bertingkat dan lain-lain. Oleh karena tidak menggunakan teknis tes, penilaian dengan menggunakan teknis non-tes sebaiknya dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung secara berkesinambungan.
Tesis yang ditulis oleh Saad Rahimi Md. (2006) berjudul “Eksplorasi Situasi Sebenar dalam Pembelajaran Kemahiran Membaca dan Menulis Bahasa Kedua Melalui Teknologi Internet”. Saad Rahimi Md menyatakan bahwa pembelajaran kemampuan membaca dan menulis bahasa kedua (asing) bagi pemula dapat diperoleh dari media internet dan pembelajaran kemampuan membaca dan menulis bahasa kedua (asing) paling tidak harus menguasai terlebih dahulu tentang grammar atau tata bahasa, kosa kata/mufradat, sintaksis dan morfolofi. Hal tersebut sangat penting karena teks bagaimanapun bentuknya harus dipahami melalui analisis struktural terlebih dahulu sebelum analisis lainnya.
Tesis yang ditulis oleh Syallah, M. A. (1980) berjudul “Al qirāah wa ahammiyyatuhā li muta‘allim al lugaht al ‘arabiyyah”. Ia menyatakan bahwa pengajaran bahasa tidak bisa bersifat multi-tujuan, dan bahwa kemampuan membaca adalah tujuan yang paling realistis ditinjau dari kebutuhan pembelajar bahasa asing.
Tesis yang ditulis oleh Sabaruddin Garancang (1993) berjudul “Teknik penyajian kemahiran membaca dan hubungannya dengan kemampuan membaca buku teks bahasa Arab siswa Madrasah Aliyah Negeri program khusus Ujung Pandang”. Dalam tesis tersebut ia menyatakan bahwa kemampuan membaca teks bahasa Arab tergantung pada teknik penyajian pembelajaran bahasa Arab oleh guru kepada siswa diantaranya melalui pendekatan struktural komunikatif yaitu pemberian aktifitas penggunaan bahasa sesuai dengan kaidah-kaidah tata bahasa, atau pembelajaran bahasa dari struktur permukaan tata bahasa ke makna (from surface gramatical structure to meaning).
Sedangkan penelitian yang terkait dengan implikasi mata kuliah bahasa Arab dalam peningkatan kemampuan membaca literatur berbahasa Arab di PTAI pada umumnya, dan STAIN Pekalongan pada khususnya belum pernah ada yang membahasnya. Untuk mengisi celah kosong yang selama ini belum tersentuh oleh para akademisi dan peneliti, maka riset ini berupaya untuk mencoba menjelaskan apakah pembelajaran Bahasa Arab yang selama ini diajarkan di STAIN Pekalongan telah berperan dalam meningkatkan kemampuan membaca literatur berbahasa Arab bagi mahasiswa STAIN Pekalongan.

Kerangka Teori
Membaca merupakan kegiatan yang rumit, yang melibatkan berbagai faktor, baik internal maupun eksternal pembaca. Faktor internal bisa berupa intelegensia (IQ), minat, bakat, motivasi, tujuan mem-baca dan sebagainya. Faktor eksternal seperti sarana membaca, teks bacaan (sederhana, mudah, sulit, berat), lingkungan, latar belakang sosial ekonomi dan lain-lain.
Kemampuan membaca dapat dikelompokan menjadi:
(1) Kemampuan melafalkan simbol-simbol bunyi yang tertulis.
Kemampuan ini adalah kemampuan membaca pada tingkat yang paling rendah. Kemampuan pada tingkat ini merupakan tujuan pembelajaran membaca pada sekolah dasar kelas 1 (satu) dan 2 (dua). Dalam hal ini seseorang dikatakan memiliki kemampuan membaca apabila dia dapat melafalkan dengan baik dan benar simbol-simbol bunyi yang tertulis.
(2) Kemampuan menerjemahkan simbol-simbol bunyi menjadi sebuah makna.
Kemampuan pada tingkat ini adalah kemampuan yang lebih tinggi dari kemampuan melafalkan lambang bunyi. Ini adalah proses peng-analisaan sebuah konstruksi bahasa yang membutuhkan pengetahuan yang memadai tentang kaidah-kaidah bahasa tersebut. Dengan pengetahuan tersebut seorang pem-baca berusaha mengurai kalimat-kalimat menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, yaitu frase-frase dan kata-kata. Kemudian meng-ambil informasi mengenai bagai-mana kata-kata itu dipadukan untuk menghasilkan makna frase-frase. Setelah itu, akhirnya membentuk makna kalimat sebagai ke-seluruhan. Jadi kemampuan pada tingkat ini adalah kemampuan menangkap makna yang terdapat pada sebuah wacana, yang sesuai dengan makna yang ada pada penulis
(3) Kemampuan menerapkan apa yang terkandung dalam bacaan.
Tujuan membaca adalah mendapatkan informasi tentang sesuatu untuk selanjutnya menggunakan informasi itu dalam kehidupan. Kemampuan pada tingkat ini adalah kemampuan yang tertinggi dari kemampuan membaca. Keberhasilan membaca pada tingkat ini adalah kemampuan menerapkan apa yang terkandung dalam bacaan dengan baik dan benar.

Metodologi
Jenis Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini akan lebih terfokus pada deskriptif-kuantitatif. Metode pendekatan dalam riset ini adalah pendekatan deskriptif-kuantitatif. Penelitian deskriptif dalam penelitian pendidikan bahasa bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk mencandrakan karakteristik individu atau kelompok. Oleh karenanya pendekatan deskriptif-kuantitatif digunakan dalam riset ini untuk mengetahui hambatan-hambatan pembelajaran bahasa Arab di STAIN Pekalongan dan implikasinya bagi peningkatan kemampuan membaca mahasiswa STAIN Pekalongan literatur berbahasa Arab secara apa adanya. Pendekatan ini juga akan digunakan untuk menjelaskan orientasi dan kompetensi pembelajaran bahasa Arab di STAIN Pekalongan.
Subyek Penelitian yang akan diteliti adalah mahasiswa semester VII (atau angkatan 2006/2007) STAIN Pekalongan jurusan Syari’ah dan Tarbiyah jenjang strata 1 (S1) sebanyak 130 mahasiswa/i sebagai sampel. Alasan pemilihan subyek penelitian ini didasarkan pada pertimbangan berikut:
a. Mahasiswa semester VII sudah menyelesaikan seluruh beban mata kuliah Bahasa Arab (Remidiasi, I, II dan III);
b. Mahasiswa semester VII hampir telah menyelesaikan semua mata kuliah, sehingga lebih komprehensif untuk dapat mengemukakan pendapatnya terkait dengan pokok masalah yang pertama;
Tehnik Pengumpulan Data yang digunakan adalah questioner yang berbentuk angket untuk memperoleh data primer, sedangkan untuk memperoleh data sekunder maka menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Sedangkan proses analisis data dilakukan dalam dua bentuk, yaitu Klasifikasi data dan Uji Statistik (Regresi).
Model regresi yang digunakan umumnya mengasumsikan bahwa terdapat hubungan linear antara variabel terikat dengan variabel-variabel bebasnya. Dalam kenyataannya variabel yang kita gunakan belum tentu mempunyai hubungan linear. Cara melihatnya apakah punya hubungan antara variabel terikat dan bebas adalah dengan menggunakan uji linearitas dengan melakukan uji Durbin Witson, uji Ramsey dan Uji langrange Multiplier. Cara yang lebih sederhana adalah dengan melihat diagram sebaran (Scatter Diagram) antara variabel terikat dan variabel bebas apakah diagram sebaran menunjukkan tanda-tanda bahwa ada hubungan antara variabel terikat dn variabel bebas jauh dari linear, maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mentransformasikan variabel bebas ke dalam bentuk lain yang lebih sesuai.
Penelitian ini akan membahas bagaimana uji pengaruh antara Pandangan Mahasiswa STAIN Pekalongan tentang mata kuliah Bahasa Arab terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Literatur berbahasa Arab bagi mereka, dengan model penelitian sebagai berikut:












Hipotesis
Atas dasar landasan teori dan model penelitian yang telah disampaikan tersebut di atas, maka hipotesis yang disusun adalah:
Ha : Pengajaran Bahasa Arab STAIN Pekalongan berimplikasi pada kemampuan membaca literatur berbahasa Arab bagi mahasiswa STAIN Pekalongan
Ho : Pengajaran Bahasa Arab STAIN Pekalongan tidak berimplikasi pada kemampuan membaca literatur berbahasa Arab bagi mahasiswa STAIN Pekalongan
Analisis regresi digunakan untuk menjawab pokok masalah yang kedua dan ketiga, yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas X (Faktor-faktor apa yang menghambat mahasiswa STAIN Pekalongan dalam membaca literatur berbahasa Arab) dan variabel terikat Y (Bagaimana pengaruh pembelajaran bahasa Arab terhadap peningkatan kemampuan mahasiswa STAIN Pekalongan dalam membaca literatur berbahasa Arab).
PENGAJARAN BAHASA ARAB DI STAIN PEKALONGAN
a. Sebelum dibawah koordinasi UPB
Pengajaran Bahasa Arab sebelum dibawah koordinasi UPB, sistem administrasinya dilakukan oleh Sub bag. Akademik dengan mewajibkan setiap mahasiswa untuk mendaftar mata kuliah bahasa Arab sebagaimana mata kuliah lainnya. Koordinasi dibawah Sub bag. Akademik ini mencakup penawaran mata kuliah, pembagian kelas, jadwal perkuliahan, penentuan dosen pengampu, presensi kuliah dan segala hal yang mencakup administratif lainnya.
Pada masa ini materi dan kompetensi mata kuliah Bahasa Arab belum diseragamkan. Implikasinya semua dosen Bahasa Arab menentukan materi dan kompetensinya masing-masing yang pada akhirnya sering menimbulkan overlaping pada tingkatan bahasa Arab tertentu. Kondisi ini tentunya tidak menguntungkan dan bukan yang ideal dalam proses pengajaran Bahasa Arab.
b. Setelah dibawah koordinasi UPB
Pada tahun 2004, sistem administrasi pengajaran bahasa pada umumnya dan bahasa Arab langsung dibawah koordinasi UPB dengan demikian, maka tidak lagi dilakukan pendaftaran mata kuliah bahasa Arab, tetapi secara otomatis kuliah bahasa Arab harus diikuti oleh mahasiswa setiap semesternya dari remediasi – bahasa Arab III. Sebagai berikut dipaparkan beberapa hal yang terkait dengan pengajaran bahasa Arab.
c. Materi, Kompetensi dan Orientasi Pembelajaran
Materi bahasa Arab meliputi bahasa Arab Remediasi, bahasa Arab I, II dan III. Adapun materi dan kompetensinya adalah sebagai berikut:














MATA KULIAH MATERI KEMAHIRAN
Bahasa Arab Remidiasi  Mufradat
• Menghafal kata-kata yang berkaitan dengan qawaid.

 Qawaid
• Isim Isyarah (هذ, هذه, ذلك... )
• Isim dlamir (هو, هما, هم..... )
• Fiil madhi (KK. Lampau)
• Fiil mudharik (KK. Sekarang/akan)
• Fiil Amar (KK. Perintah)
• Huruf jer (kata depan)
 sima’ah
• -


 Qira’ah
• -

 Muhadatsah
• -

 Kitabah
• Mahasiswa mampu menulis mufradat sesuai kaidah imla’


MATA KULIAH MATERI KEAHLIAN

Bahasa Arab I
 Mufradat
• Kata benda sekitar kita (rumah, sekolah dan perabotnya)

 Qawaid
• Kalimat Nominal
• Jenis-jenis Khabar
• Kalimat Verbal
• Kana dan teman-temannya
• Inna dan teman-temannya
• Fa’il
• Maf’ul bih
• Hal
 Sima’ah
• -

 Qira’ah
• Mahasiswa mampu memahami teks kalimat nominal/verbal sederhana

 Muhadasah
• Mahasiswa mampu melafalkan kata-kata yang biasa digunakan dalam kalimat sederhana.

 Kitabah
• Mahasiswa mampu menulis kalimat nominal/verbal sesuai dengan kaidah imla’

MATA KULIAH MATERI KEMAHIRAN

Bahasa Arab II
 Mufradat
• Kata-kata bilangan 1-100
• 1000 mufradat
 Qawaid
• Fiil Lazim dan Muta’adi (intransitif dan transitif)
• Al-Asma’ al-Khamsah
• Al-Tawabi’ (Na’at, taukid, athaf dan Badal)
• Naib al-Fa’il (bina Majhul)
• Adad Ma’dud
• Al-Maf’ul fih (dzaraf zaman dan makan)
• Al-Maf’ul liajlih
 Sima’ah
• -

 Qira’ah
• Mahasiswa mampu memahami kalimat secara detail per kata
• Mahasiswa menemukan pikiran dalam satu paragraf sederhana
 Muhadasah
• Mahasiswa mampu menggunakan mufradat untuk percakapan sesuai qawaid yang mereka pahami
 Kitabah
• Mahsiswa mampu menyusun mufradat dan merangkainya menjadi kalimat

Bahasa Arab III

 Mufradat
• Bilangan 100-1.000.000.
• 2000 mufradat



 Qawaid
• Fiil tsulasi mujarrad dan mazid
• Rubai Mazid
• Fiil sahih dan mu’tal
• Tanda-tanda I’rab
• Sighat mubalaghah
• Isim Tafdlil
• Adad ma’dud berwazan fa’il
 Sima’ah
• Mahasiswa mampu mendengarkan dan memahami kalimat dari cassette atau video

 Qira’ah
• Mahasiswa mampu membaca dan memahami paragraf kompleks (fakrah) serta menyalinnya dalam bahasa Indonesia
 Muhadasah
• Mahasiswa dapat bercakap-cakap bahasa sehari-hari yang sederhana.
 Kitabah
• Mahasiswa mampu menyusun kalimat menjadi paragraf sederhana sesuai kaidah imla’
d. Fasilitas
Fasilitas yang dimiliki oleh UPB, adalah
1. Ruang kerja dan fasilitas ATK lainnya.
2. Laboratorium bahasa 2 unit.
3. Perpustakaan bahasa.
4. Majalah dinding bahasa 1 unit.
5. Komputer kerja 2 unit.
6. Tape Recorder 3 buah
Dosen Pengajar
STAIN Pekalongan hanya mempunyai 8 dosen tetap Bahasa Arab. Oleh karena jumlah tersebut dianggap tidak memenuhi kebutuhan, maka STAIN c.q. UPB juga menggunakan dua dosen honorer (Dosen Tidak Tetap) untuk pelaksanaan perkuliahan Bahasa Arab karena mensikapi perkembangan akademik STAIN sebagaimana dikemukakan sebelumnya.
Berikut adalah nama-nama dosen Bahasa Arab STAIN Pekalongan:
Tabel
Pengajar Bahasa Arab
NO NAMA DOSEN PENDIDIKAN STATUS
1 Drs. H. Abdul Muin, M.A. S.2 Bahasa Arab Dosen Tetap
2 Drs. H. Idhoh Anas, M.A. S.2 Bahasa Arab Dosen Tetap
3 Abdul Aziz, M. Ag S.2 Hukum Islam Dosen Tetap
4 Drs.H.Misbahul Huda S.1 Bahasa Arab Dosen Tetap
5 Miftahul Ula, M. Ag S.2 Filsafat Islam Dosen Tetap
6 Muhandis Azzuhri, MA S.2 Bahasa Arab Dosen Tetap
7 Khoirul Basyar,MSI S.2 Etika Tasawuf Dosen Tetap
8 Musoffa Basyir, MA S.2 Bahasa Arab Dosen Tetap
9 Ali Burhan, MA S.2 Bahasa Arab Dosen Tetap
10 Jaeni, M.Pd. M.A S.2 Pendidikan Bahasa Arab Dosen Tidak Tetap

HASIL PENELITIAN
Sebagaimana yang telah tertuang dalam rumusan masalah, ada tiga hal permasalahan yang harus dijawab dalam penelitian ini, yaitu bagaimana orientasi dan kompetensi pembelajaran bahasa Arab di STAIN Pekalongan?; faktor-faktor apa yang menghambat mahasiswa STAIN Pekalongan dalam membaca literatur berbahasa Arab?; dan bagaimana pengaruh pembelajaran bahasa Arab terhadap peningkatan kemampuan mahasiswa STAIN Pekalongan dalam membaca literatur berbahasa Arab?
Ada 112 orang mahasiswa yang menjadi responden dalam penelitian ini. Waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh data dari responden kurang lebih 4 minggu, yang sebagian besar dilakukan di kampus, di sela-sela perkuliahan dan kegiatan-kegiatan mahasiswa.
Dilihat dari jenis kelamin, dari 112 responden tersebut, 69 di antaranya adalah perempuan, sedangkan responden lainnya atau 43 adalah laki-laki.
Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Perempuan 69
2 Laki-laki 43
JUMLAH 112

Sedangkan jika ditilik dari asal jurusan masing-masing responden, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Asal Jurusan Responden
No Jurusan Jumlah
1 Syari’ah 48
2 Tarbiyah 64
JUMLAH 112

Dari angka-angka tabel di atas, cukup mewakili rasio antara jumlah mahasiswa jurusan Tarbiyah dan Syari’ah. Karena memang dari populasi yang ada, jumlah mahasiswa jurusan tarbiyah untuk semester 7 dan 5, lebih banyak dari pada jumlah mahasiswa pada jurusan Syari’ah. Dari segi jenis kelamin pun demikian, jumlah populasi mahasiswa perempuan lebih banyak dari laki-laki. Hal ini dilakukan agar bisa menambah keakuratan hasil data penelitian.

Variabel Bebas dan Terikat
Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah kemampuan mahasiswa dalam memahami literatur berbahasa Arab. Sedangkan variabel bebasnya (X) terdiri dari lima variabel, yaitu dosen pengajar (X1), strategi mengajar (X2), media pengajaran (X3), materi pengajaran (X4) dan fasilitas pengajaran (X5) yang ada di STAIN Pekalongan. Seluruh variabel bebas akan diuji apakah berpengaruh terhadap kemampuan mahasiswa dalam memahami literatur berbahasa Arab. Oleh karenanya analis yang digunakan adalah analisis regresi linear.
Data diperoleh dengan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa STAIN Pekalongan. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa STAIN Pekalongan yang telah menyelesaikan semua mata kuliah Bahasa Arab (Bahasa Arab I, II dan III). Diperoleh 112 kuisioner dari 130 kuisioner yang disebarkan kepada responden. Dari 112 kuisioner tersebut akhirnya digunakan 80 data yang akan dianalisis.

Uji Regresi Linear
Uji statistik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, guna mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung. Analisis regresi menggunakan software Eviews 4.0 dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS). Output yang dihasilkan dari pengolahan data penelitian adalah sebagai berikut:
Dependent Variable: MAMPU
Method: Least Squares
Date: 10/16/09 Time: 14:23
Sample: 1 80
Included observations: 80
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 16.65452 2.674978 6.226040 0.0000
DOSEN -0.055664 0.115518 -0.481861 0.6319
STRATEGI -0.255049 0.143955 -1.771729 0.0821
MEDIA 0.069676 0.155950 0.446783 0.6568
MATERI -0.062407 0.095834 -0.651202 0.5177
FASILITAS -0.201257 0.102907 -1.955719 0.0557
R-squared 0.225408 Mean dependent var 7.633333
Adjusted R-squared 0.153687 S.D. dependent var 2.449259
S.E. of regression 2.253203 Akaike info criterion 4.557222
Sum squared resid 274.1539 Schwarz criterion 4.766657
Log likelihood -130.7167 F-statistic 3.142826
Durbin-Watson stat 1.368977 Prob(F-statistic) 0.014603
Tabel 1 Output Uji Statistik

Dari tabel output di atas, dapat dijelaskan bahwa variabel bebas yang digunakan adalah MAMPU (kemampuan mahasiswa dalam memahami literature berbahasa Arab), sebagaimana yang ditunjukkan oleh baris dependent variable MAMPU. Sedangkan baris method: Least Square menunjukkan bahwa metode yang digunakan adalah pendekatan kuadrat terkecil. Olah data dilakukan pada 10 Oktober 2009 sebagaimana yang ditunjukkan pada baris date 10/10/2009. Sampel yang diobservasi sebanyak 80 sampel sebagaimana yang ditunjukkan pada baris sample 1 80. Adapun baris included observations: 10 menunjukkan bahwa jumlah sampel yang diolah sebanyak 10 variabel.
Output tersebut dihasilkan dari persamaan regresi berikut:
MAMPU = C(1) + C(2)*DOSEN + C(3)*STRATEGI + C(4)*MEDIA + C(5)*MATERI + C(6)*FAS
Berdasarkan pada tampilan output pada tabel 1, maka persamaan regresinya menjadi:
MAMPU = 16.65452126 - 0.05566355152*DOSEN - 0.2550492152*STRATEGI + 0.06967589591 *MEDIA - 0.06240716766*MATERI - 0.2012568574*FAS
Dilihat dari nilai probabilitasnya, maka terdapat dua variabel yang berpengaruh terhadap kemampuan mahasiswa dalam memahami literatur berbahasa Arab, yaitu variabel STRATEGI dan FASILITAS dengan nilai alpa 10%. Hal ini dapat nilai probabilitasnya STRATEGI sebesar 0,0821 dan probabilitas FASILITAS sebesar 0,0557. Sedangkan tiga variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap variabel bebas. Tiga varibel tersebut adalah DOSEN (0,6319), MEDIA (0,6568) dan MATERI (0,5177).
Nilai F-statistic sebesar 3,142826 dengan nilai probabilitasnya sebesar 0,014603. Dengan demikian uji serempak terhadap seluruh variabel bebas menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan tehadap variabel terikat, dengan nilai alpha lebih kecil dari 0,05. Sementara kekuatan variabel bebas untuk mempengaruhi variabel tergantung sebesar 22,5%, sebagaimana yang ditunjukkan oleh nilai R-squared 0,225408.
Kecocokan model (Goodness of Fit) yang dibuat dalam persamaan di atas tergolong lemah. Hal ini terindikasi dari besar nilai R-squared (R2) yang hanya 0,225408 maupun nilai Adjusted R-squared (Ř2) sebesar 0,153687. Namun demikian nilai Akaike dan Schwarz juga menunjukkan bahwa model yang dibangun masih mungkin untuk digunakan. Hal ini terindikasi dari kecilnya nilai yang didapat (semakin kecil semakin bagus), yaitu nilai Akaike yang kecil (4,557222) dan nilai yang ditunjukkan oleh Schwarz juga cenderung kecil, yakni 4,766657.
Sedangkan statistik deskriptif yang dapat dihasilkan dari data-data yang telah dianalisis, tampak pada gambar berikut ini:








Pada gambar di atas diketahui bahwa nilai probabilitas untuk uji normalitas data adalah sebesar 0,353893 atau lebih besar dari nilai alpha 5%. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dari uji Jarque-Bera diketahui bahwa data-data yang digunakan telah memenuhi syarat uji normalitas data.
Uji Statistik
Selanjutnya untuk menguji tingkat pengaruh dari variabel-variabel terhadap variabel dependen digunakan uji t, uji F dan uji determinasi (R2).
Uji t-statistic
Guna mengetahui apakah setiap variabel bebas berpengaruh secara parsial/individual terhadap variabel bebas, maka dilakukan uji t. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : b1 = 0 artinya DOSEN, STRATEGI, MEDIA, MATERI, dan FASILITAS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mahasiswa dalam memahami literatur berbahasa Arab.
Ha : b1 ≠ 0 artinya DOSEN, STRATEGI, MEDIA, MATERI, dan FASILITAS berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mahasiswa dalam memahami literatur berbahasa Arab
Dengan menggunakan taraf signifikan (α) = 0,10 dan derajat kebebasan (df) = (n-2) = (80-2) = 78 dengan pengujian dua sisi diperoleh thitung = 1,980.

b. Kriteria pengujian:
Ho diterima jika -1,645 ≤ t hitung ≤ 1,645
Ho ditolak jika t hitung < -1,645 atau t hitung > 1,645
Oleh karenanya daerah penolakan dan penerimaan Ho, masing-masing dapat diilustrasikan melalui gambar berikut ini :






Dari nilai t-statistic yang terdapat pada tabel 1, maka dapat disimpulkan bahwa dengan nilai alpha sebesar 10%, maka hanya dua variabel saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Dua variabel tersebut adalah STRATEGI -1,771729 dan FASILITAS 0-1,955719. Sedangkan tiga variabel bebas yang lain, yaitu DOSEN -0,481861 dan MEDIA 0.446783 serta MATERI -0,651202 tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat (Y).

Uji F (Pengujian Serempak)
Untuk membuktikan pengujian apakah secara serempak variabel independen berpengaruh terhadap variabel independen maka digunakan uji F.
Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis
Ho : b1 = b2 ..b7 = 0 artinya variabel independen secara serempak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
Ha : b1 ≠ b2 ..b7 ≠ 0 artinya variabel independen secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
b. Dengan menggunakan taraf signifikan (α) = 0,05 dan derajat kebebasan (df) = (k);(n-k-1) = (6);(80-6-1) = (6);(73) dengan pengujian satu sisi diperoleh F tabel sebesar 2,23.
c. Kriteria pengujian:
Ho diterima apabila F hitung ≤ 2,23.
Ho ditolak apabila F hitung > 2,23.
d. Hasil perhitungan komputer diperoleh F hitung = 3,142826.
Oleh karenanya daerah penolakan dan penerimaan Ho, masing-masing dapat diilustrasikan melalui gambar berikut ini :








Diketahui bahwa nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, sehingga Ho ditolak, yang berarti bahwa variabel bebas secara serempak (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel terikat dengan nilai probabilitas sebesar 0,014603.

3.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan sebagai alat analisis untuk menunjukkan besarnya sumbangan atau kontribusi dari variabel independen secara simultan atau secara keseluruhan dapat menjelaskan variabel dependen (Y). Dari hasil perhitungan regresi diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,225408 atau 22,5%. Hal ini berarti 22,5% kemampuan mahasiswa dalam memahami literatur berbahasa Arab dipengaruhi oleh kelima variabel bebas, sedangkan sisanya sebesar 77,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Hal ini menunujukkan bahwa DOSEN, STRATEGI, MEDIA, MATERI dan FASILITAS tidak mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap kemampuan mahasiswa dalam memahami literatur berbahasa Arab.

Uji Asumsi Klasik
Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Masalah ini akan sangat rentan pada data-data yang sifatnya time series atau runtut waktu, karena berdasar sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data-data pada masa sebelumnya. Autokorelasi dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu autokorelasi positif dan autokorelasi negatif. Salah satu tes yang dapat dilakukan guna mengetahui ada-tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin-Watson (Uji DW). Hampir seluruh program statistik menyediakan fasilitas untuk mengetahui nilai d (yang menggambarkan koefisien DW). Nilai d berada pada kisaran 0 hingga 4. Pengambilan keputusan menggunakan tabel berikut ini:






Dengan mengacu pada tabel 1, dimana nilai DW sebesar 1,368977 maka tidak dapat disimpulkan apakah terjadi autokorelasi atau tidak. Hal ini karena angka yang dihasilkan dari Uji DW 1,368977 berada di antara dU 1,54 dan dL 1,10.

Multikolinearitas
Terjadinya multikolinearitas dalam analisis regresi, maka ini menunjukkan terjadinya hubungan linear antarvariabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu; pertama, menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikoliniearitas. Kedua, melakukan regresi parsial. Nilai R2 dari hasil regresi masing-masing variabel independen kemudian dibandingkan dengan nilai R2 model utama. Jika nilai R2 model utama lebih besar dari nilai R2 dari hasil regresi masing-masing variabel independen, maka di dalam regresi parsial tersebut terdapat multikolinearitas.
Uji multikolinearitas akan dilakukan melalui cara pertama, yaitu analisis matrik yang hasilnya adalah sebagai berikut:
DOSEN STRATEGI MEDIA MATERI FAS
DOSEN 1.000000 0.457111 0.424054 0.541786 0.387713
STRATEGI 0.457111 1.000000 0.537030 0.311841 0.154806
MEDIA 0.424054 0.537030 1.000000 0.597905 0.317991
MATERI 0.541786 0.311841 0.597905 1.000000 0.429553
FAS 0.387713 0.154806 0.317991 0.429553 1.000000
Tabel 3 Matriks linearitas antarvariabel bebas
Tabel di atas menunjukkan hubungan linearitas antarvariabel bebas. Karena nilai masing-masing variabel bebas tidak ada yang tinggi (tidak ada melebihi angka 90%) maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas antarvariabel bebas.

Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dapat diartikan sebagai ketidaksamaan variasi variabel pada semua pengamatan dan kesalahan yang terjadi memperlihatkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas, sehingga kesalahan tersebut tidak random. Residu pada heteroskedastisitas semakin besar apabila pengamatan semakin besar. Terjadinya heteroskedastisitas pada analisis regresi dapat mengakibatkan tidak efisiennya estimator. Dengan menggunakan software Eviews, ada beberapa metode untuk melakukan uji heteroskedastisitas, antara lain Metode Grafik, Uji Park, Glesjer, Uji Korelasi Spearman, Uji Goldfeld-Quandt dan Uji White. Pada penelitian ini akan menggunakan Uji White dan hasilnya adalah sebagai berikut:
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic 1.204714 Probability 0.301177
Obs*R-squared 22.91265 Probability 0.293104

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 10/16/09 Time: 08:45
Sample: 1 80
Included observations: 80
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 4735.942 5754.619 0.822981 0.4155
DOSEN 191.5164 508.1766 0.376870 0.7083
DOSEN^2 18.39311 14.12476 1.302189 0.2005
DOSEN*STRATEGI -29.27587 26.62114 -1.099723 0.2782
DOSEN*MEDIA -10.36599 31.67769 -0.327233 0.7452
DOSEN*MATERI -25.11602 19.56303 -1.283851 0.2068
DOSEN*FAS 29.47425 17.90888 1.645790 0.1078
STRATEGI 317.7950 693.6869 0.458125 0.6494
STRATEGI^2 0.812073 22.37038 0.036301 0.9712
STRATEGI*MEDIA 6.997691 36.79347 0.190188 0.8501
STRATEGI*MATERI 11.32396 18.76625 0.603422 0.5497
STRATEGI*FAS -11.46702 21.49655 -0.533435 0.5968
MEDIA -657.8218 557.2847 -1.180405 0.2450
MEDIA^2 2.077355 20.27418 0.102463 0.9189
MEDIA*MATERI 44.92723 27.62395 1.626387 0.1119
MEDIA*FAS -45.93973 28.69343 -1.601054 0.1174
MATERI -286.4718 463.2952 -0.618335 0.5399
MATERI^2 -2.838657 10.21628 -0.277856 0.7826
MATERI*FAS -3.417038 11.73097 -0.291283 0.7724
FAS 388.7520 424.7855 0.915172 0.3657
FAS^2 1.922762 16.41243 0.117153 0.9073
R-squared 0.225408 Mean dependent var 7.633333
Adjusted R-squared 0.153687 S.D. dependent var 2.449259
S.E. of regression 2.253203 Akaike info criterion 4.557222
Sum squared resid 274.1539 Schwarz criterion 4.766657
Log likelihood -130.7167 F-statistic 3.142826
Durbin-Watson stat 1.368977 Prob(F-statistic) 0.014603
Tabel 4 Output Uji White
Nilai Obs*R-squared pada tabel diatas sebesar 22.91265 dengan nilai probabilitas 0.293104 yang lebih besar dari nilai alpha 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada uji asumsi klasik ini.

Analisis Hasil dan Pembahasan
Sebagaimana angket yang disebar untuk mengetahui implikasi pengajaran bahasa Arab terhadap kemampuan membaca literatur Arab, maka variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah kemampuan mahasiswa dalam memahami literatur berbahasa Arab. Sedangkan variabel bebasnya (X) terdiri dari lima variabel, yaitu dosen pengajar (X1), strategi mengajar (X2), media pengajaran (X3), materi pengajaran (X4) dan fasilitas pengajaran (X5) yang ada di STAIN Pekalongan.
Dari hasil analisa di atas diketahui bahwa variabel yang berpengaruh atau berimplikasi terhadap kemampuan membaca literatur bahasa Arab adalah STRATEGI -1,771729 dan FASILITAS 0-1,955719. Sedangkan variabel lainnya yaitu DOSEN, MEDIA, dan MATERI tidak mempunyai pengaruh atau implikasi terhadap kemampuan mahasiswa dalam memahami literatur berbahasa Arab.
Dari aspek dosen, kecenderungan ini kemungkinan disebabkan pengajar belum mampu mengaktualisasikan dirinya secara tepat kepada mahasiswa sebagai fasilitator pembelajaran bahasa Arab. Sebab lainnya adalah orientasi pengajaran bahasa Arab yang sudah ”disepakati” terkadang belum tersosialisasikan kepada semua dosen bahasa. Misalnya pembelajaran ditekankan pada kemahiran membaca (maharat al-qira’ah), tapi karena tidak mengetahui, seorang pengajar memberikan pembelajaran tetapi aspek penekanannya pada kemahiran yang lain seperti maharat al-kitabah, maharat al-sima’ah, dan maharat al-kalam.
Pengajaran bahasa di STAIN-sampai saat penelitian ini dilakukan- terutama bahasa Arab dan Inggris, tampaknya belum memaksimalkan media pembalajaran yang ada seperti audio visual sebagai media pembelajaran yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap tujuan pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dari frekuensi yang jarang penggunaan laboratorium bahasa oleh para dosen, bahkan ada beberapa dosen yang selama perkuliahan belum pernah menggunakan laboratorium bahasa. Padahal dari pihak UPB telah memberikan jadwal bagi para dosen bahasa untuk menggunakan laboratorium bahasa. Tampaknya media pembelajaran bahasa yang ada memang belum dimaksimalkan sehingga belum bisa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan bahasa (dalam hal ini adalah membaca literatur Arab).
Sementara dari sisi materi pembelajaran, sebagaimana hasil perhitungan didapat tidak memberikan pengaruh terhadap kemampuan membaca literatur bahasa Arab. Terdapat korelasi dengan apa yang disampaikan pihak penyelenggara perkuliahan bahasa (UPB), bahwa materi pembelajaran bahasa Arab selama ini belum terdapat kesepakatan dan kesamaan antar para dosen. Padahal materi adalah bahan yang akan diajarkan kepada mahasiswa yang disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa. Berikut faktor-faktor yang sangat mempengaruhi dalam penyusunan materi yang sesuai:
1. Materi bahasa Arab tak bisa lepas dari 4 maharat yang merupakan inti dari sebuah pembelajaran yaitu Fahm al-masmu’, muhadasah, qira’ah dan Kitabah. Tetapi perlu kiranya ada skill yang mendapat penekanan. Karena jika menilik alokasi waktu yang tersedia, rasanya sulit untuk menggapai 4 keahlian tersebut sekaligus.
2. Silabus merupakan hal penting dalam menyiapkan sebuah pembelajaran tidak hanya dalam pengajaran bahasa Inggris saja tetapi semua mata kuliah juga. Hal ini dilakukan supaya para pengajar dan mahasiswa mengetahui arah dan tujuan yang akan dipelajari dan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Silabus mata kuliah (topik inti kuliah) akan menjadi lebih baik apabila disampaikan ke mahasiswa pada awal-awal pertemuan atau sebelun perkuliahan berlangsung.
3. Materi bahasa Arab yang akan disampaikan seharusnya sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan sesuai dengan silabus yang telah disusun sebelum perkuliahan berlangsung. Selain itu materi bahasa Arab lebih baik mempunyai kesamaan atau kesesuaian antara dosen satu dengan yang lain. Dengan demikian para dosen bisa lebih mudah dalam mengontrol pemahaman mahasiswa.
4. Materi bahasa Arab sebaiknya dirancang lebih menarik dan simple sehingga mahasiswa dapat mudah memahami materi dan merasa senang dalam mengikuti perkuliahan bahasa Inggris.
5. Materi bahasa Arab juga sebaiknya sesuai dengan program studi yang mahasiswa ambil. Karena hal ini akan lebih mendukung dalam pembelajaran mata kuliah lain.
6. Selain itu, materi yang diberikan kepada peserta didik yang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam penguasaan Bahasa Inggris tidak boleh disamakan. Materi yang disampaikan semestinya disesuikan dengan kemampuan peserta didik, sehingga antar peserta yang mempunyai kemampuan berbeda ”tidak saling mengganggu.” Menggunakan metode self-study task merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk problem seperti ini.


Faktor-faktor penghambat
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kemampuan mahasiswa dalam membaca literatur berbahasa Arab (sebagai variabel terikat Y) dipengaruhi oleh variabel bebas X yang berjumlah lima yaitu strategi (X1), dosen (X2), materi (X3), media (X4) dan fasilitas pengajaran (X5).
Dari kelima variabel bebas di atas, dari perhitungan regresi diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,225408 atau 22,5%. Berarti lima variabel bebas mempengaruhi variabel terikat hanya 22,5%. Sedangkan sisanya yaitu 77,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model. Dari 22,5% tersebut ada 2 variabel memiliki pengaruh yang tinggi terhadap kemampuan membaca yaitu variabel strategi dan fasilitas. Dari hasil ini diketahui juga 3 variabel lainnya tidak signifikan mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam membaca literatur berbahasa Arab. Dengan kata lain, berarti ketiga variabel ini justru menjadi faktor ”yang menghambat” mahasiswa untuk bisa membaca literatur berbahasa Arab.
Hal ini harus menjadi perhatian UPT UPB selaku penyelenggara perkuliahan bahasa Arab untuk memaksimalkan hal-hal yang sebenarnya menjadi pendukung malah menjadi penghambat. Angka 22,5% adalah angka kecil yang tidak akan menjadi besar dengan sendirinya. Akan tetapi justru harus menjadi tantangan tersendiri bagi semua pihak terutama UPB untuk bisa meningkatkan kontribusi variabel-variabel lainnya bagi peningkatan kemampuan membaca literatur berbahasa Arab, meski harus diakui bahwa sebenarnya ada banyak variabel lainnya (tidak hanya 5) yang turut mempengaruhi dalam proses meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membaca literatur berbahasa Arab. Raihan persentase sebesar 22,5% ini tentu saja ”memprihatinkan” bagi penyelenggara pendidikan sekaligus menjadi penggugah semangat. Seperti yang telah disinggung pada bab-bab sebelumnya bahwa penguasaan Bahasa Arab bagi sarjana muslim merupakan sebuah keharusan. Karena memang literatur keislaman sebagian besar, terutama yang induk, adalah berbahasa Arab. Bahasa Arab memang berbeda dengan Islam, tapi mengkaji Islam tidak akan bisa lepas dari bahasa Arab, karenanya dikatakan bahwa bahasa Arab dan Islam bagai dua sisi keping mata uang. Di samping itu, banyak ilmu-ilmu lain yang ditulis dalam bahasa Arab sejak dulu sampai sekarang, mengingat bahasa Arab juga salah satu bahasa internasional di PBB.
Akan tetapi perlu diingat bahwa faktor penghambat yang terjadi juga dipengaruhi hal lain yang tidak tercover dalam model dan ada beberapa hal yang perlu dicermati juga dalam penelitian ini
1. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, bahwa jumlah dosen pengajar Bahasa Arab di STAIN Pekalongan terbatas dan belum memenuhi rasio jumlah mahasiswa. Juga optimalisasi dosen untuk mengajar sesuai keahliannya belum bisa dilakukan.
2. Pada penelitian ini tidak dibedakan antara responden yang lulusan SMA, MA, pesantren ataupun sekolah kejuruan. Selain itu juga tidak dibedakan antara responden yang berasal dari kelas A (merupakan kelas dengan nilai rata-rata tertinggi) dengan kelas yang paling rendah nilai rata-ratanya. Oleh karenanya untuk penelitian berikutnya mungkin dapat dipertajam lagi pemilahan populasi dan sampel penelitian untuk mendapatkan validitas data yang lebih akurat dan meyakinkan.

1 komentar:

  1. Play Casinos on the go | Missouri Casino Directory
    Casino. Online Gambling 포천 출장마사지 is growing at 경산 출장마사지 the pace of the last 청주 출장마사지 three 용인 출장안마 decades, as well as in Missouri's burgeoning gambling 영주 출장마사지 landscape. In 2020,

    BalasHapus